Pages - Menu

-

(: Selamat Membaca & Jangan Lupa Komentar Ya :)

Senin, 25 September 2017

Kutipan: Soe Hok Gie dari Catatan Seorang Demonstran

Buku Catatan Seorang Demonstran | gdrs

Catatan Seorang Demonstran adalah buku yang berisi pemikiran- pemikiran (alm.) Soe Hok Gie, mahasiswa Jurusan Sejarah FSUI. Disusun lewat pengumpulan karya - karya tulisan Gie, baik di jurnal hariannya, maupun dari tulisan- tulisannya di koran nasional. Menarik untuk dibaca dan terlihar lewat penggambarannya sebagai mahasiswa pada era orde lama, Gie dapat membawa kita menyelami kehidupan rakyat Indonesia sekitar tahun 1960- an. Kutipan Catatan Seorang Demonstran oleh Soe Hok Gie sebagai berikut :



"Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow."
- Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakik dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling berharga itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita".
- Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Hanya ada 2 (dua) pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia- siaan nilai."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Kebenaran hanya ada di langit dan dunia hanyalah palsu dan palsu."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Orang yang berani karena bersenjata adalah pengecut."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran


"Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda- pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin- pemimpin gang- gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran."
 - Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran



(link)